Sabtu, 29 Oktober 2011
Pemulihan hutan di Indonesia jadi keharusan
Tanggamus, Lampung (ANTARA News) - Pemulihan hutan di Indonesia sudah menjadi keharusan sehingga perlu langkah langkah yang semakin baik dengan adanya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, kata Vokal Point Major Groups Initiative of Indigenous People on United Nation Forum on Forest (UNFF) PBB, Hubertus Samangun.
"Kerusakan hutan harus terus diperbaiki sehingga keutuhannya bisa menjadi sumber kemakmuran rakyat dapat terpenuhi," ujarnya disela-sela peringatan tahun internasional kehutanan 2011 di Teluk Kiluan, Tanggamus, Sabtu.
Menurut dia, kerusakan hutan yang semakin tinggi harus disikapi dengan cepat sehingga tingkat kerusakannya menjadi berkurang.
Ia menyebutkan, Teluk Kiluan berdasarkan masyarakat setempat pada 1977 masih dipenuhi dengan hutan, namun saat ini sudah semakin berkurang.
"Dalam jangka 34 tahun dari sekarang cukup lama, sehingga perlu adanya upaya atau langkah nyata guna mengurangi kerusakan hutan di negeri ini," ujarnya mengharapkan.
Salah satu upayanya, ia melanjutkan, dengan menggalakkan penanaman pohon keras serta pemberian pemahanan kepada masyarakat khususnya anak dan remaja untuk selalu menjaga serta melestarikan hutan.
"Saya sangat apresiasi kegiatan peringatan tahun internasional kehutanan 2011 di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung karena sudah melibatkan pelajar yang ada di provinsi ini," katanya.
Adanya partisipasi generasi muda, ia mengemukakan, merupakan salah satu peluang besar bagi keberhasilan pemulihan hutan.
Selain itu, pemulihan hutan bakau (mangrove) juga harus turut diperhatikan sehingga kelestarian alam khususnya di sekitar pesisir dapat terawat secara baik.
"Rusaknya kawasan hutan mangrove yang merupakan green belt atau sabuk hijau pantai akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah tersebut, baik dari segi ekonomi dan keamanan," kata Hubertus.
Ia menjelaskan, keberadaan hutan harus dilihat dari sisi ekologinya maka dengan sendirinya nilai secara ekonomi akan mengikuti sehingga kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan dapat terpenuhi.
Ketua panitia peringatan tahun kehutanan internasional 2011, Rusli Soheh, mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan guna memberikan pemahaman terhadap generasi muda baik tingkat SD hingga SMA.
"Pelajar ini tidak hanya berasal dari Kabupaten Tanggamus melainkan ada juga dari daerah lainnya seperti Bandarlampung serta beberapa orang mahasiswa dari Universitas Trisakti Jakarta," kata dia yang juga wakil ketua DPRD Tanggamus.
Ia berharap dengan adanya kegiatan itu dapat memberikan warna baru bagi para generasi muda untuk turut serta dalam menjaga kelestarian hutan di daerahnya.
Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan penanaman sebanyak 140 bibit mangrove guna melestarikan hutan bakau di daerah itu.
Langganan:
Postingan (Atom)