Pasuruan (ANTARA News) - Seekor anak sapi jantan hasil persilangan antara induk betina sapi Bali dengan pejantan banteng Jawa, lahir dengan bobot 21 kilogram di Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Jawa Timur.
Anakan sapi silangan ini lahir pada Kamis (5/4) dan diberi nama Sapi Dewo yang merupakan singkatan dari "Pak De Karwo" -sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo-. Nama tersebut diberikan tanpa alasan, sebab Gubernur Jatim yang menggagas persilangan antara sapi dan banteng itu.
Kegiatan persilangan dilakukan atas kerja sama antara Dinas Peternakan Provinsi Jatim dengan Taman Safari.
Manajer TSI II Prigen, Tommy Sands Wungkar, Sabtu, mengatakan proyek persilangan sapi Bali dengan banteng Jawa adalah upaya untuk meningkatkan kualitas genetika dan produktivitas daging sapi Bali.
Ia menjelaskan gagasan Gubernur Jatim ini telah dirintis sejak 2010 dengan tujuan memanfaatkan potensi genetika banteng Jawa yang merupakan endemik Jawa Timur guna memperbaiki kualitas sapi Bali.
Sementara itu, Kurator Satwa TSI II Prigen, Ivan Chandra mengatakan hasil perkawinan silang antara sapi Bali dengan pejantan banteng Jawa mampu menghasilkan anakan sapi dengan performance berbeda dengan sapi Bali yang telah mengalami penurunan kualitas akibat perkawinan sedarah (inbreeding).
Sapi hasil perkawinan silang dengan banteng diprediksi akan mampu menghasilkan bobot sekitar 450 kilogram per ekor, lebih tinggi dari bobot sapi Bali yang pada umumnya sekitar 300 kilogram per ekor.
Ivan juga mengatakan, sapi baru hasil persilangan juga akan menghasilkan sapi yang kebal dengan virus Jembrana, yang selama ini menjadi masalah pengiriman sapi Bali ke tempat lain.
Sapi baru hasil silang ini masih membawa sifat sapi Bali yang memiliki angka reproduksi tinggi dan tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek, serta toleransi terhadap lingkungan yang panas.
Ia menjelaskan gagasan Gubernur Jatim ini telah dirintis sejak 2010 dengan tujuan memanfaatkan potensi genetika banteng Jawa yang merupakan endemik Jawa Timur guna memperbaiki kualitas sapi Bali.
Sementara itu, Kurator Satwa TSI II Prigen, Ivan Chandra mengatakan hasil perkawinan silang antara sapi Bali dengan pejantan banteng Jawa mampu menghasilkan anakan sapi dengan performance berbeda dengan sapi Bali yang telah mengalami penurunan kualitas akibat perkawinan sedarah (inbreeding).
Sapi hasil perkawinan silang dengan banteng diprediksi akan mampu menghasilkan bobot sekitar 450 kilogram per ekor, lebih tinggi dari bobot sapi Bali yang pada umumnya sekitar 300 kilogram per ekor.
Ivan juga mengatakan, sapi baru hasil persilangan juga akan menghasilkan sapi yang kebal dengan virus Jembrana, yang selama ini menjadi masalah pengiriman sapi Bali ke tempat lain.
Sapi baru hasil silang ini masih membawa sifat sapi Bali yang memiliki angka reproduksi tinggi dan tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek, serta toleransi terhadap lingkungan yang panas.
Sedangkan kelemahan yang rentan terhadap penyakit tertutupi oleh keunggulan sifat yang dibawa dari banteng Jawa yang kuat terhadap jenis virus tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar