Samarinda (ANTARA News) - Lembaga internasional WWF (World Wildlife Fund) tengah menganalisis populasi Gajah Kalimantan (elephas maximus borneensis) yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

"Sampai saat ini kami masih memegang data berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2007 lalu dengan jumlah populasi berkisar 30 hingga 80 ekor," kata Koordinator WWF Kaltim Wiwin Efendy dihubungi dari Samarinda, Sabtu.

Belum ada data terbaru terkait populasi Gajah Kalimantan yang memiliki ciri-ciri fisik lebih bulat dengan tinggi rata-rata 2,5 meter, daun telinga lebih lebar sementara hidung lebih panjang dibanding gajah pada umumnya.

"Pada Februari 2012 kami telah melakukan survei populasi dan habitat Gajah Kalimantan untuk pemutakhiran data namun hasilnya belum bisa kami sampaikan sebab masih dianalisasi. Survei dilakukan dengan melihat jejak, sisa makanan dan kotorannya namun proses analisanya harus dilakukan secara cermat dan memakan waktu yang cukup lama sebab kami tidak ingin gegabah dalam menghitung populasi gajah tersebut," kata Wiwin Efendy.

Gajah Kalimantan, lanjut Wiwin Efendy, terakhir terlihat pada Februari 2012.

"Terakhir terlihat masuk ke kawasan pemukiman pendudukan pada Februari 2012. Namun, yang kerap terlihat masuk ke kawasan pemukiman penduduk itu jenis gajah `soliter` atau penyendiri sementara Gajah Kalimantan yang hidup berkelompok lebih banyak berada di kawasan perbatasan," katanya.

"Berdasarkan pengamatan, gajah `soliter` ini masuk ke kampung di wilayah Kecamatan Sembakung pada wilayah 11 kampung biasanya berlangsung lima hingga tujuh bulan. Setelah itu, gajah tersebut kembali ke hutan," ungkap Wiwin Efendy lagi.

Habitat utama Gajah Kalimantan berada di daerah aliran Sungai Agison dan Sungai Sebuda di bagian barat dan Sungai Apan dan Tampilon di sebelah timur.

Daerah jelajah Gajah Kalimantan yang berada di bagian selatan Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan itu berawal dari Hulu Sungai Sibuda kemudian masuk ke Sungai Agison lalu menyeberang melewati jalan provinsi masuk ke hutan kembali dan masuk ke kawasan bekas camp Dewa Ruci yang banyak sumber makanan didominasi vegetasi pisang-pisangan.

Gajah Kalimantan itu lalu masuk ke Desa Tembalang dan diteruskan ke Desa Kalunsayan kemudian ke Desa Sekikilan.

"Masuknya gajah ke kawasan pemukiman akibat terjadinya fragmentasi menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit dan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanam Industri). Terakhir saya mendengar akan masuk tambang batu bara sehingga rumah (hutan) yang menjadi sumber makanan gajah itu hilang," ungkap Wiwin Efendy.